Thursday, December 4, 2008

Cell Number

Tersebutlah Gadis Peda yang lagi pontang-panting mempersiapkan teleconference antara perwakilan negara2 dengan staf dari HQ. Rekan2 satu tim nya pun sibuk, seorang Ibu yang mantan direktur dalah satu direktorat departemen republik ini, dan Team Leadernya yakni seorang Psikiater. Si ibu dengan gempitanya memberikan nomor ekstension nya kepada staf HQ itu sementara teleconference nya akan berlangsung di ruang meeting, juara kan?!

Walhasil jam sudah menunjukkan bahwa teleconference nya sudah berlangsung. Tapi masih belum ada komunikasi dari HQ ke kantor perwakilan disini. Mulailah panik, semua staf termasuk Gadis Peda berusaha menghubungi staf HQ itu disana, tapi ternyata tidak di tempat. Kemungkinan staf tersebut udah di ruang meeting disana, dan tidak bisa dihubungi. Maka usaha untuk menghubungi lewat handphone pun dilakukan...si Ibu sebagai orang yang selama ini berkorespondensi cukup dekat dengan staf HQ menyatakan tidak tahu nomor handphone nya. Semua sarana informasi diubek2, bongkar masing2 meja siapa tahu ada sekeping informasi tentang nomor handphone darurat itu, sampai akhirnya setelah sekitar 15 menitan ditemukan potongan surat dari HQ yang mencantumkan nomor handphone si staf HQ yang dimaksud.

Begitu semua berkumpul kembali di ruang meeting, dan dengan bangga Team Leader berekspresi..."Nih gw udah nemu nomor handphone nya". Si Ibu begitu ngeliat nomor itu berkata..."Oooooh kalo nomor itu aku juga punya"
Team Leader + Gadis Peda: "Lho tadi pas ditanya kok Ibu bilang nggak tahu"
Ibu: "Ya abis aku nggak tahu kalo itu nomor handphone...abisnya ditulisnya Cell Number sekian sekian sekian"
Team Leader + Gadis Peda: "Aaaaaarrrrrggggghhhhh"