Wednesday, May 19, 2010

Hari Ini Gratis!

Hari itu adalah pembukaan Festival Film 80-an di Taman Ismail Marzuki, Cikini. Acara ini dikomandani oleh Kang Hary yang emang udah pengalaman banget menyelenggarakan festival2 film. Jadi selama satu minggu studio I TIM 21 memutar film2 dari masa 80-an. Gratis. Karena kali ini bertema film 80-an, maka beberapa member 80-an ditarik untuk ikut dalam kepanitiaan, antara lain kak Ali, Eny, Irpan, dan Iqbal.

Maka pada hari pembukaan Festival Film 80-an ini, sejumlah member 80-an yang bukan panitia menyempatkan diri hadir untuk ikut menyemarakkannya. Festival ini dibuka dengan pemutaran film "Pacar Ketinggalan Kereta" dari Teguh Karya. Rombongan 80-an terdiri dari Tisu, Yayi, Dini, Farah, Doni Said, Ateq, dan Q.

Datang ke venue, kita registrasi dulu. Sebelumnya kita udah reserve by email ke panitia supaya kebagian tempat duduk. Kita dikasih selembar tiket undangan untuk bisa mengikuti acara pembukaan.

Farah sambil ngeliatin tiket itu bertanya-tanya, "Ini buat apa?"
Iqbal sebagai wakil panitia merasa harus memberi penjelasan. "Itu tiketnya buat nonton film."
"Oh..."
"Hari ini gratis, lho!" Iqbal menegaskan.
"Oh, jadi kalo hari lain nontonnya harus bayar?" Farah nanya lebih lanjut.
"Enggak," jawab Iqbal polos...

tepok jidat

Thursday, December 4, 2008

Cell Number

Tersebutlah Gadis Peda yang lagi pontang-panting mempersiapkan teleconference antara perwakilan negara2 dengan staf dari HQ. Rekan2 satu tim nya pun sibuk, seorang Ibu yang mantan direktur dalah satu direktorat departemen republik ini, dan Team Leadernya yakni seorang Psikiater. Si ibu dengan gempitanya memberikan nomor ekstension nya kepada staf HQ itu sementara teleconference nya akan berlangsung di ruang meeting, juara kan?!

Walhasil jam sudah menunjukkan bahwa teleconference nya sudah berlangsung. Tapi masih belum ada komunikasi dari HQ ke kantor perwakilan disini. Mulailah panik, semua staf termasuk Gadis Peda berusaha menghubungi staf HQ itu disana, tapi ternyata tidak di tempat. Kemungkinan staf tersebut udah di ruang meeting disana, dan tidak bisa dihubungi. Maka usaha untuk menghubungi lewat handphone pun dilakukan...si Ibu sebagai orang yang selama ini berkorespondensi cukup dekat dengan staf HQ menyatakan tidak tahu nomor handphone nya. Semua sarana informasi diubek2, bongkar masing2 meja siapa tahu ada sekeping informasi tentang nomor handphone darurat itu, sampai akhirnya setelah sekitar 15 menitan ditemukan potongan surat dari HQ yang mencantumkan nomor handphone si staf HQ yang dimaksud.

Begitu semua berkumpul kembali di ruang meeting, dan dengan bangga Team Leader berekspresi..."Nih gw udah nemu nomor handphone nya". Si Ibu begitu ngeliat nomor itu berkata..."Oooooh kalo nomor itu aku juga punya"
Team Leader + Gadis Peda: "Lho tadi pas ditanya kok Ibu bilang nggak tahu"
Ibu: "Ya abis aku nggak tahu kalo itu nomor handphone...abisnya ditulisnya Cell Number sekian sekian sekian"
Team Leader + Gadis Peda: "Aaaaaarrrrrggggghhhhh"

Wednesday, October 22, 2008

Dipegang ya Mbak...

Suatu ketika Gadis Peda diajak Sang Mama untuk facial di salon, sebenernya ini bukanlah sesuatu yang disukai oleh Gadis Peda. Terutama sekali karena dia merasa bahwa dengan melakukan facial sendiri di rumah, dia bisa jauh lebih menghemat. Pengen tahu seberapa hematnya? Analisa yang akan dipaparkan pasti akan membuat orang berpikir 3x buat facial di salon...percaya deh :P

Pokoke, Sang Mama berhasil mengajak si Gadis Peda ini ke salon, entah jurus apa yang dikeluarkan kepada si Gadis. Walhasil dengan sedikit bersungut, mulailah Gadis Peda mengalami ritual facial itu. Dan ketika si Mbak Salon nya itu meminta Gadis Peda untuk memegang batang besi, si Gadis menolaknya mentah-mentah...dia berpikir "enak aja, gw udah bayar mahal-mahal masih disuruh pegang ginian juga? emangnya nggak bisa pegang sendiri?"

Jadilah si Gadis nggak mau memegang batang besi itu, dan kemudian....bbbzzzzzttttt, si gadis tersentak, karena mukanya tersetrum, ternyata batang besi itu adalah buat menetralisir aliran listrik yang berguna menutup pori2 wajah... :P

Saturday, July 19, 2008

Blekiminikiti

Nyi Romlah jadi penganten. Sebagian teko yang juga gabung di gerombolan kutubukugila diundang ke Bandung untuk ikut memberi doa restu bagi pernikahan itu. Made, yang sebenernya nggak diundang, akhirnya berhasil dikitik2 untuk ikutan ke Bandung nganterin pake mobilnya dan ditebengin rumah sodaranya buat nginep :D .. hihihi ngga modal banget sih
;))

Made nih ceritanya lagi punya mainan baru di mobilnya. Sebuah GPS canggih!. Saking sayangnya, sampe2 Made dan Icha (istrinya lah) memberi nama ke si GPS itu. Dan namanya adalah... Blekiminikiti... :D Setiap keluar dari mobil, si blekiminikiti ini dilepas dari tempat dudukannya dan dimasukkan ke sebuah dompet hitam berenda... :D Dan dompet hitam berenda itu dibawa2 terus oleh Made kemana-mana, kayak emak2 bawa dompet kempit ke pasar ...
laugh

Si GPS Blekiminikiti itu diakuin deh emang canggih banget. Asalkan diberi waktu untuk loading data dari servernya, semua jalan sampe yang kecil2 dia tahu. Dengan memberikan Destination tujuan kita dia akan memberikan rute jalan dari tempat mobil saat ini ke tujuan melalui jalan2 yang paling cepat. Setiap saat akan dikasih tahu, sekian meter lagi belok kiri, sekian meter putar balik dll. Dan dia tahu mana jalan yang satu arah, mana jalan yang sedang ditutup. Canggih dah...
good job

Naah.. pas ke Bandung itu, bukannya terbantu mencari tempat tujuan, rombongan malah dibikin pusing sama si Blekiminikiti. Rombongan kan mau ngumpul dulu dengan rombongan lain di Rumah Mode jalan Setia Budhi. Begitu nyampe tol Pasteur Bandung, si GPS ngasi arah dong, lewat sini, lewat situ. Tapi kok... waktu diikutin, GPS nya selalu aja nyuruh untuk balik masuk tol lagi. Lha?? ... dan waktu dicek berapa jarak ke tujuan... hah? 164 KM?? Rumah mode dari Pasteur kan tinggal belok ke cipaganti doang?? ... Beneran canggih apa nggak sih..
sigh

Tapi malamnya, waktu kita ke resepsi di Hegarmanah. Blekiminikiti berhasil menunjukkan kecanggihannya dengan memberikan arah yang tepat dan lengkap.
applause

Besok paginya, rombongan cabut dari tempat nginap di Pasteur, mo beli oleh2 di Lengkong. Lengkong kan di sebelah selatan jalan layang Pasupati ya, alias daerah bawah. Nah.. keluar dari Pasteur jalan ke timur.. lho kok disuruh belok kiri ke cipaganti? sementara Iqbal keukeuh mustinya belok kanan dong. Akhirnya sopirnya malah ambil lurus :D Jadilah harus puter balik di depan. Iqbal masih yakin mustinya ke selatan, sementara Made yakin GPS nya nggak mungkin salah. Ngikutin GPS balik lagi ke Pasteur puter balik lagi... arrrggh... Karena nggak yakin akhirnya kita nanya ke guide setempat yang tinggal di Pluto :p Guide Imgar menyarankan ikutin aja angkot bergaris Oren dan ternyata malah sukses nyampe ke tujuan :p
talal

Dari situ, mau cari oleh2 lagi ke toko kue Bawean di jalan Riau. Jalan Riau juga ada di selatan jalan layang Pasupati kan? Made yang masih yakin kalo Blekiminikiti itu supercanggih, memasukkan tujuan Hotel Riau (seberang toko kue bawean) sebagai next destination, dan mengambil keputusan kali ini akan mencoba untuk mematuhi saja apa kata Blekiminikiti.
mikir

Baiklah, berjalanlah kita mengikuti semua arahan lengkap dari GPS.

Lho kok arahnya ke atas? .. ikutin aja deh...
Lho kok ngelewatin jalan layang? ..
Sudahlah kita coba dulu, sapa tau emang harus lewat situ...
Teruuss lewat cipaganti lagi...
Belok kanan..
Lewat hotel sany rosa.. masuk ke hegarmanah..
Ngelewatin tempat resepsi tadi malam..
Mau kemana sih?...
confuse
Truss aja kita ikutin petunjuk Blekiminikiti...
Trusss sampe ujung jalan Hegarmanah
Sampe depan kompleks Secapa...

Dan si Blekiminikiti akhirnya bilang
"Final Destination"
sambil memberikan gambar bendera finish..
:-O

HAAAA!!!! MAKSUD LOO??
Kita mo beli oleh2 di Baweaaan!! bukan mo daftar jadi prajurit!!
angry
BLEKIMINIKITI yang aneh!!
tonjok tonjok tonjok

Awalnya Made menyalahkan server data peta yang lambat banget loadingnya, sehingga arah ke lokasi yang benar belum bisa dihitung dengan baik. Lalu dia juga menyalahkan jembatan layang Pasupati yang melintang lebar di atas sebagai yang menghambat proses kontak dengan satelit... yaaa.. kita percaya2 aja sambil misuh2 dalam hati :D

Selidik punya selidik... akhirnya ketahuan ... ternyata Made salah input.
:p

Dia input untuk perjalanan 'Multitrip' dengan banyak 'destination'. Dan setiap nyampe ke tujuan antara, dia cuma masukin tujuan baru, tanpa menghapus/mereset tujuan sebelumnya. Jadi kayaknya tujuan pertamanya belum dianggap selesai karena belum diperintahkan untuk berpindah ke tujuan berikutnya. Dan tujuan berikutnya yang udah dimasukin ya cuma ngantri berderet doang di belakangnya.
fuih

Pantes lah kalo waktu baru nyampe Bandung mo ke Rumah Mode disuruh balik lagi ke tol dan ngga nyampe2 ke Setiabudhi. Ternyata tujuan yang sedang aktif adalah Plaza Semanggi Jakarta (tempat ngumpul sebelum berangkat ke bandung) yang berjarak sekian ratus kilometer! Huaaaaduh!
nerd

Pantes juga waktu mo ke Lengkong dan Riau, si Blekiminikiti keukeuh nyuruh kita ke daerah atas dan ketika diikutin ujungnya nyasar ke Secapa Hegarmanah. Ternyata tujuan semalam ke acara resepsi di Hegarmanah masih aktif, dan tujuan Lengkong dan Riau masih ngantri bererot di belakangnya! Arrrggghhhh!!!
arrggghh!!

Canggih sih canggih...
Tapi kalo yang mengoperasikan belum canggih..
Ya selamat tersesat.. :D
sigh

Thursday, July 10, 2008

You Think You Who?

Suatu sore, disaat2 mata udah nggak bisa diajak kompromi. Tiba2 Gadis Peda' dan Gadis Yogya menghambur ke ruangan Pipi. Dan gegap gempitanya mereka berdua menunjukkan surat dalam bahasa inggris yang ditujukan kepada pimpinan tempat 3 manusia itu menanggok berlian.

Sekilas nggak ada yang aneh dengan surat itu, sampe pas dibaca seksama...dan jreeeeeng...
alamat tujuan surat itu adalah nama gedungnya dan tertulis..."building construct to the glory"...what??? apa2an ini? Nama gedung kantor nya kan Bina Mulia, kenapa jadi begitu???

blom sempat jambak2 rambut sendiri, tertera pula nama institusi pengirimnya..."tying of senat of student of community of XXXX *sensor* of indonesia"...yang di kop atasnya jelas tertulis "Ikatan Senat Mahasiswa *bla bla bla*" what? tying? kok terjemahan nya jadi begitu sih? situ main bondage???

aaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrgggggggggggggghhhhhhhhhhhhh

Friday, June 13, 2008

Cerpen

Suatu pagi, Pipi sarapan bareng2 temen kantor nya di pantry. Seperti biasa perbincangan ngalor ngidul mengalir. Mulai dari topik berita, gossip sampe pengalaman yang rada2 memalukan.

Tersebutlah satu temannya Pipi, yang menceritakan pengalaman nya mewawancara pak Taufik Ismail, dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra. Wawancaranya menyoroti tentang perilaku anak2 muda yang lebih mengenal karya2 novel populer seperti Harry Potter ketimbang karya2 pengarang Indonesia yang lebih berbobot sastra.


Teman ini pun menimpali, dengan mengiyakan pendapat pak Taufik tersebut. Kemudian si Teman ini pun meminta data2 pak Taufik untuk referensinya. Sambil menunggu Pak Taufik menuliskan data2 nya, si Teman ini pun membuka percakapan basa-basi, daripada bengong doang ngeliatin pak Taufik menulis....


Teman: "pak Taufik, saya senang sekali dengan cerpen. Dan saya suka baca cerpen2 nya pak Taufik " *dengan sumringah menunjukkan kecintaan nya pada karya sastra*

Pak Taufik: *sejenak menghentikan menulis sambil menatap si Teman ini dengan tajam* "Saya tidak pernah menulis cerpen"

Teman: "&#^$_%&*@!~*+-" *malu, panik dan meradang yang bersamaan*

Friday, February 1, 2008

Peribahasa Baru

Sore menjelang malam, ngumpul ngobrol-ngobrol sambil makan pizza. Owenk cerita kalo pada hari itu adalah hari terakhirnya di kantor yang sekarang, karena sudah mendirikan perusahaan sejenis yang ia kelola sendiri.

Irpan yang nggak mau kalah sama Chincha Lawra nanya pake english idiom.
"Lo nggak merasa 'stab in the back' sama boss lo?"
"Gw malah lebih merasa bersalah, kalo gw tetep disitu tapi ngobyek diluar," jawab Owenk serius.

Yayi yang bu guru bahasa Indonesia ngomentarin istilah yang dipake Irpan.
"Menggunting dalam selimut... "
"Haa... menggunting dalam selimut? .. hiihihihihi... susah kali Yi.. ," Farah langsung ngikik.
"Ow iyaaah... hihihihi... menggunting dalam lipatan."
"Menggunting dalam selimut kan nggak keliatan... hihihi," kata Farah sambil meragain gerakan menggunting.
"Hahaha.... hihihi," yang lain ikutan terkekeh-kekeh.

"Apa aja peribahasanya?" tanya Gustri ke Q
"Err... Musuh dalam selimut, Menggunting dalam lipatan, Menohok teman seiring... ," Q berusaha ingat2 pelajaran sekolah dulu.
"Apa lagi?"
"Itu doang yang gw inget... "

Gustri berpikir sebentar... idea
Lalu mencetuskan gagasan hebat tentang peribahasa baru
"Membuntuti monyet beriring... " kata Gustri kalem.

monyet monyet monyet

Semua hadirin terdiam sejenak... lalu meledaklah tawa
"HAH! artinya apaan? ... NGAPAIN juga membuntuti monyet beriring???? wakakakaka..."

=)) =)) =))